Bagi suku Rejang, tamu memiliki arti penting yang harus dihormati dan dilayani dengan baik. Dalam sastra lisan suku Rejang juga di kenal dengan Sarembeak. Ada serambeak khusus untuk tamu juga banyak ragammnya. Di antaranya Sarembeak Penyambut Tamu Suku Rejang :
moi mbuk iben.
Iben ade delambea,
gambea ade decaik,
pinang ade desisit,
rokok ade depun.
Ibennyo iben pena’ak magea suko panggea.
Salang tun dumai belek moi talang.
Salang tun talang belek moi sadei.
Dapet kene ta’ak dengen tawea.
Salang magea mendeak simeak.
Arak suko padaa ngalo.
Arak magea mendeak simeak.
Agang magea suko panggea.
Terjemahannya kira-kira:
Ada sirih terhampai di darat,
makanlah sirih.
Sirih ada selembar,
gambir ada secarik,
pinang ada seiris,
rokok ada sebatang.
Sirih ini sirih penyapa untuk para tamu yang berdatangan.
Sirih penyapa bukan karena membuat kesalahan,
tidak pula karena membuat yang tidak baik.
Sirih penyapa karena kami penuh harap,
harap kepada tamu yang datang.
Gembira karena memenuhi undangan.
Sedangkan orang di ladang pulang ke talang,
orang di talang pulang ke dusun.
Semuanya diundang,
rasa suka dan gembira atas kedatangan tamu semuannya.
0 comments:
Post a Comment